24 February 2009

Solo Linux Conference 2009

Cuaca buruk di awal tahun 2009 ini menjadi musibah di berbagai belahan dan wilayah di Indonesia. Berita tentang badai, banjir, tanah longsor, angin ribut, dan lain-lain hampir terjadi setiap hari. Rasanya iklim makin kurang ramah pada kita. Apakah ini suatu pertanda bahwa umat manusia harus segera berintrospeksi diri ? saya pikir tidak cukup untuk dijawab dengan kata ‘Ya’ tapi masih harus segera dilaksanakan.=)

Hari ini aku sedang mengikuti seminar ‘Solo Linux Conference 2009’ di UNS. Aku bukan pengguna Linux dan tidak terlalu paham tentang linux, dengan alasan itulah aku mengikuti seminar ini. Padahal, Seminar ini merupakan seminar nasional tempat berkumpulnya Pengguna Linux Se-Indonesia.

Dulu aku pernah menggunakan linux ketika aku masih duduk di bangku SMP. dan distro yang aku pake yaitu Knoppix. Knoppix adalah distro Linux live-cd yang dapat dijalankan melalui CD-ROM tanpa instalasi di hard disk. Distro ini berbasis Debian Linux dan diciptakan oleh Klaus Knopper. Knoppix memiliki ragam aplikasi yang cukup lengkap dan dapat dipergunakan sebagai demo atau sarana belajar Linux bagi yang belum mempunyai ruang pada hard disknya. Knoppix juga dapat dipergunakan sebagai CD rescue.
Kelemahan dari Knoppix adalah diperlukannya memori yang besar untuk menggunakan modus grafisnya yaitu 96 MB walaupun bisa juga dijalankan pada memori 64 MB dengan swap pada hard disk. Namun, tidak begitu lama aku pindah lagi ke windows.

Bagi mereka yang hanya biasa menggunakan Windows atau Macintosh, Linux mungkin kelihatan lebih sukar disebabkan perbedaan dalam melakukan berbagai kerja komputer. Dan lagi, pengguna perlu menukar program yang sering digunakan, disebabkan program tersebut tidak didapati dalam Linux (atau pilihan yang agak terbatas, misalnya permainan komputer). Faktor lain adalah sifat ragu-ragu pengguna yang merasa susah untuk melepaskan sistem operasi mereka (banyak pengguna masih menggunakan Windows. Ya, aku juga pernah merasakan hal yang sama ketika mau mengganti windows dengan linux. Namun waktu mengikuti seminar ini aku baru sadar kalo pendapatku ini salah. Linux itu mudah dan mulia. Apakah orang yang telah susah payah belajar pemrograman dan ketika dia membuat suatu program, kemudian program tersebut digratiskan dan juga source code dari program tersebut bebas untuk didistribusikan juga untuk diedit ulang. Bukankah itu hal yang mulia?

Sedangkan kita yang tinggal menggunakan (bukan yang membuat) masih mengatakan linux itu susah? Mungkin anda dan saya harus malu kepada Linus Torvalds. =)
Satu hal yang harus dicatat tentang linux adalah prinsip ekonomi. Semua orang pasti tahu kalo kita tidak akan dapat lari dari bisnis atau ekonomi. Apapun yang ditempuh, ujung-ujungnya bisnis. Rusmanto Maryanto, ketua KPLI (Kelompok Pengguna Linux Indonesia) yang sekaligus pembicara seminar mengatakan : “Linux adalah salah satu solusi yang cerdas”. Dengan ini perusahaan besar dapat menghemat sampai ratusan juta pertahunnya karena gak perlu membayar lisensi.

Selain itu masih banyak sekali peluang bisnisnya, seperti : Penyedia dukungan teknis (technical support) bagi perusahaan pemakai linux / FOSS, Pengembang software dan system integrator, pengembang jaringan (Warnet, LAN, WAN), Penyedia jasa pendidikan dan pelatihan, Internet service Provider, dll.

Linux memang murah dan gratis, tapi terbukati bahwa linux bukan murahan. Sangat banyak keunggulan linux dari yang lainnya. Linux juga sangat bagus untuk kemajuan, pola pikir, dan juga perekonomian Negara kita tercinta Indonesia. Sangat terasa perih luka didada kalo bicara tentang Indonesia, dengan kondisi yang ‘hancur’ (maafkan saya) sekarang ini masih saja belum jelas kejujurannya. Sudah saatnya pemerintah terbuka, seperti terbukanya Linux dan dunia open source. =)

Comments :

0 komentar to “Solo Linux Conference 2009”


Post a Comment

freedom to speak